Popular Posts

Wednesday, June 10, 2009

Tebung Ubi Kuningan Butuh Pembeli


KUNINGAN : Kalah bersaing dengan tepung terigu, produksi tepung ubi
oleh Kelompok Usaha Bersama Panajaya Agrolestari di Kabupaten Kuningan
berhenti total.

Produksi dan Pemasaran Kelompok Usaha Bersama Panajaya Agrolestari
Abeng Joe mengatakan sejak diresmikan pada Juli 2008 lalu, pabrik
kecil milik kelompok tani tersebut hanya berproduksi sekali saja.

"Produksi pertama pada Februari 2009 lalu, dalam tiga hari mampu
menghasilkan 15 ton tepung ubi. Sayangnya, sampai saat ini hasil
produksi itu tidak laku dipasar. Jadi sekali giling langsung di stop,"
ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Ahmed mengatakan pabrik tersebut dibangun atas bantuan dari Pemprov
Jabar melalui program PPK-IPM dengan dana sekitar Rp3 miliar.
Diantaranya Rp250 juta digunakan untuk membangun pabrik tepung,
sisanya digunakan untuk program pendukung yaitu pembuatan pabrik
gaplek kering.

Program ini dilakukan oleh enam desa di Kabupaten Kuningan yang
menjadi sentra penghasil ubi. Namun sayang program ini tidak lancar
dalam penyaluran hasil produksinya.

Ahmed mengatakan, terhentinya program pemerintah dalam memberdayakan
petani ubi dengan pembuatan tepung terkendala persaingan harga dengan
tepung terigu.

Menurut Ahmed, harga tepung ubi saat ini, setelah bea masuk tepung
dihapus, tidak jauh berbeda dengan tepung terigu. Pabrik roti atau kue
kering pun masih enggan mengganti bahan baku tepung terigu dengan
tepung ubi.

"Mereka bisa membeli tepung ubi jika harganya murah sekitar Rp3.500
per kg. Itu tidak mungkin sebab BEP minimal pada harga Rp4.500 per
kg."

Ahmed menyebutkan harga tepung ubi kini mencapai Rp115.000 per 25
kg(satu sak) sementara tepung terigu seharga Rp115.000 per 20 kg.
Idealnya harga tepung ubi 70% lebih murah dari tepung terigu.

Sebenarnya, kata Ahmed, pabrik yang telah dibangun itu mampu
memproduksi 7 ton tepung terigu dengan kadar rendemen 30% dari bahan
baku ubi dalam satu shift kerja (delapan jam). Dalam sehari mampu
bekerja dalam dua shift atau satu bulan (24) hari bisa memproduksi 336
ton. Namun saat musim penghujan hanya mampu memproduksi 4 ton karena
kadar air ubi jauh lebih besar.

Ahmed menambahkan, harga tepung ubi tidak bisa diturunkan lagi karena
bahan baku ubi sudah mahal. Upaya menurunkan harga ubi jelas sulit
dilakukan karena petani enggan merugi.

Dia menyebutkan dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan 17 ton ubi
dan dijual seharga Rp800-1000 ditingkat kebun.

Namun Ahmed optimis dalam jangka waktu 20 tahun konsumsi tepung terigu
akan beralih ke tepung ubi sekitar 5% dari kebutuhan konsumsi tepung
yang mencapai 4 juta ton pertahun.

Sebenarnya tawaran ekspor tepung ubi dari buyer di Kamerun sudah masuk
namun realisasinya masih belum jelas. Penawaran datang dari eksportir
Purwokerto , Jateng sebesar 39 ton per dua minggu. (K41)

2 comments:

  1. ini ttg ubi yg dagingnya warna jingga/kuning telor?
    if yes, contact me.

    ReplyDelete