Popular Posts

Saturday, December 27, 2008

Menambah Pendapatan dengan Budidaya Jamur Kardus

Meski usianya sudah mencapai 62 tahun namun Enjo Suharjo masih terlihat energik saat bercerita tentang usahanya merinstis pembuatan jamur kardus. Disebut demikian karena jamur merang (Volvarielle volvaceae) tersebut dibudidayakan pada median kertas kardus.

Titik-titik putih bakal jamur merang nampak pada median jamur yang tertata rapi pada rak-rak yang terbuat dari kayu dan bambu dalam kumbung (rumah berdinding anyaman bambu berukuran 4x4 m) di lahan tidur milik instansi militer di Kota Cirebon. Ada lima kumbung yang berjajar rapi dan dua kumbung kecil sebagai tempat belajar bagi siswa ataupun masyarakat membudidayakan jamur kardus ciptaannya.

Jamur kardus ternyata cocok tumbuh di Cirebon yang memiliki suhu panas. Jamur ini tumbuh optimal pada suhu 28 hingga 32 derajat Celsius. Meski demikian untuk mengatur pada keadaan suhu yang diperlukan rak-rak tempat median jamur tersebut ditutupi plastik bening dan suhunya dikontrol dengan thermometer.

Dia mengatakan jamur kardus bukanlah teknologi baru. Pada 1985, ketika masih berdinas sebagai penyuluh pertanian, Enjo menemukan sekelompok petani di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, telah membudidayakan komoditas ini. Namun mereka tidak menggunakan media kardus, melainkan kertas bekas puntung rokok. Dia lalu mencoba merubah media jamur dengan kertas kardus dan berhasil.

Sayangnya, seiring dengan perjalanan waktu, usaha petani di Losari ini tidak bertahan. Padahal, menurut Enjo, usaha ini menjanjikan keuntungan. Dengan masa panen tiga minggu untuk satu kali pembuatan media, keuntungan bisa dipetik sejak awal minggu ketiga.

Dalam perhitungannya dari satu paket media dalam satu kumbung memerlukan sekitar 1 kwintal median kardus yang sudah dicampur dengan bekatul dan kapur. Paket tersebut menghasilkan minimal 50kg-60 kg jamur per bulan. Bahkan jika perlakuan petani bagus dalam 1 kwintal media jamur bisa menghasilkan lebih dari 1 kuintal jamur. Setiap bulan paket media jamur harus diganti dengan yang baru agar produksi jamur maksimal.

“Pesarnya tidak sulit. Saya sendiri setiap minggu menyuplai sebuah rumah makan di Cirebon antara 15kg-20kg. Belum lagi pasar tradisional di Cirebon juga menerima jamur merang,” kata dia.

Harga jamur dari tahun ketahun selalu naik, pada 2001 saat merintis jamur kardus harganya hanya Rp6.000 per kg namun sekarang bisa mencapai Rp15.000 ditingkat petani dan Rp18.000-Rp20.000 per kg ditingkat pengecer. Jadi bisa dihitiung omset setiap bulan yang bisa diperoleh petani jamur.

Enjo mengatakan dari survei yang dilakukan kebutuhan jamur merang di pasar tradisional di Cirebon mencapai 2-3 kuintal perhari. Jumlah itu belum bisa dipenuhi oleh para petani jamur yang ada di Cirebon.

Bagi yang ingin membudidayakan jamur kardus bisa belajar dari buku yang dibuat Enjo pada pada awal 2007 yang menceritakan tentang cara menanam jamur kardus.

No comments:

Post a Comment