Popular Posts

Wednesday, June 10, 2009

Hadi, Awali Direct Ekpor Mangga dari Cirebon


USIANYA masih sangat muda, baru 25 tahun. Kuliahnya pun masih belum
tuntas, masih menyelesaikan semester akhir di Fakultas Ekonomi, Kampus
Unswagati Kota Cirebon. Namun, andilnya dalam membuka pasar ekspor
mangga langsung dari Cirebon ke Singapura patut diacungi jempol.

Ahmad Abdul Hadi, mulai mengekspor mangga sejak setahun lalu. Tahun
ini merupakan tahun keduanya melanjutkan bisnis ekspor mangga gedong
gincu dan arum manis. Dan dia menjadi satu-satunya di Cirebon yang
direct ekspor mangga, tanpa perantara.

Diceritakan Hadi, untuk bisa langsung ekspor buah ke Singapura
tidaklah mudah. Perlu waktu yang panjang untuk mencari buyer,
melakukan kontak bisnis hingga disepakati kontrak ekspor.

"Yang terakhir bahkan baru bulan Mei disepakati salah satu kontrak
ekspor, setelah sejak awal tahun melakukan kontak," katanya kepada
Bisnis belum lama ini.

Sulitnya mengekspor langsung ke luar negeri disebabkan buyer selama
ini selalu menjadikan bisnisnya hanya sebagai penyuplai buah bagi
eksportir diluar Cirebon. Namun setelah sekitar 35 tahun menjadi
penyuplai buah-dilakukan oleh ayahnya- dia berfikir perlu mencoba
untuk ekspor langsung.

Selain itu, ketatnya persyaratan serta sulitnya memenuhi permintaan
eksportir yang bermacam-macam. Pasokan ketersediaan buah mangga gincu
juga masih menjadi kendala, terutama untuk kualitas buah yang masih
harus diawasi dengan ketat. Namun karena sudah menjadi niat, rencana
ekspor langsung pun terus diupayakan. Mangga gincu pun langsung
dipasok dari petani di sentra mangga gincu, Desa Sedong Kabupaten
Cirebon.

Dengan dukungan ayahnya, H. Sukarya, dan bernaung pada CV Sumber Buah
(SAE), Hadi kemudian mencari pembeli melalui internet dan melakukan
kontak bisnis dengan kenalan lama ayahnya di Singapura.

Singapura menjadi tujuan pertama mencari pembeli mangga, karena mangga
gedong gincu ternyata sangat disukai di negeri tersebut. Dan pada
tahun 2008, pengiriman ekspor pertama ke Singapura pun bisa
dilakukan, meski dalam jumlah kecil. Dia dan ayahnya masih
berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan mangga dipasar lokal dan
nasional.

"Buyer dari Singapura sebelumnya mitra, baru ketahuan setelah bertatap
muka langsung di Singapura. Sebenarnya dia sudah bangkrut namun
akhirnya mau kembali berbisnis mangga gincu dan kita yang suplai.
Alhamdulillah kini sudah masuk tahun kedua."

Tahun 2009, ekspansi ekspor tengah dibidik Hadi. Kontrak ekspor mangga
dengan dua pembeli dari Malaysia sudah didapat dan sedang mencoba
membidik pasar Dubai (timur tengah)

Dengan eksportir Singapura, tahun ini rencananya akan mengekspor
mangga berbagai jenis dengan komposisi masih terbanyak mangga gedong
gincu (80%). Jumlahnya mencapai 200 ton.

Sementara untuk Malaysia dan Dubai masih di jajaki, namun dia
menargetkan bisa mengeskpor mangga tahun ini sebanyak 1000 ton
langsung dari Cirebon.

Hadi masih belum puas. Ekspor buah tidak hanya untuk jenis mangga
saja. CV SAE yang beralamat di Jl Sultan Ageng Tirtayasa, Kedawung itu
harus bisa mengekspor komoditi buah lain. Dan yang sedang dibidik
adalah salak pondoh.

"Saya sudah berhasil mendapatkan pembeli di Hongkong, namun syarat
ekspor salak jauh lebih ketat dari pada mangga, masih dijajaki,"
katanya.

Untuk memuluskan rencana ekspor salak, dia berencana memasok salak
langsung dari Jogja dan Banjar. Desain untuk pengepakan pun dibuat
sendiri sesuai permintaan buyer. Buyer menginginkan pengepakan
dilakukan dengan kotak yang praktis dan tidak menyulitkan konsumen
saat membawa buah.

Buah lain yang rencananya juga akan dicoba untuk ekspor adalah buah
duku dengan pasar timur tengah.

Upaya yang dilakukan Hadi membuat para petani mangga di Desa Sedong
Kabupaten Cirebon sudah bisa bernafas lega. Panen mangga gedong gincu
yang akan berlangsung pada Bulan Juni ini sudah dibeli demikian pula
dengan panen raya yang akan berlangsung bulan November mendatang.

"Mas Hadi sudah membantu petani mangga dengan kepastian pasar, tinggal
kami petani yang berupaya untuk menjaga kualitas buah agar layak
ekspor," ujar Haerudin, petani mangga Gincu.

Nah, jika anda jalan-jalan di Singapura dan melihat buah mangga gedong
gincu, bisa jadi mangga itu berasal dari Cirebon. Apalagi jika pada
buah tersebut tertempel stiker bulat berukuran kecil bertuliskan SAE.
Sudah pasti itu adalah hasil ekspor dari Hadi.

No comments:

Post a Comment