Popular Posts

Thursday, February 12, 2009

Stok Pupuk Jabar Tahun 2009 Aman

CIREBON : PT Pupuk Kudjang menjamin ketersediaan pupuk untuk wilayah Jabar akan terpenuhi hingga akhir tahun 2009 mendatang.

Manager Komunikasi PT Pupuk Kudjang Arifin mengatakan kebutuhan akan pupuk baik jenis Urea atau NPK di wilayah Jawa Barat pada tahun 2009 adalah sebesar 716.000 ton dan dengan kapasitas produksi yang dimiliki dari dua pabrik di Cikampek, PT Pupuk Kujang menjamin ketersediaannya.

"Kapasitas produksi dari dua pabrik di Cikampek yaitu A dan B mencapai 1,15 juta ton , sementara rencana produksi kami sekitar 990.000 ton. Dengan rencana tersebut maka kebutuhan pupuk di Jabar akan dapat tercukupi," katanya saat berkunjung ke Cirebon.

Dia menambahkan dari kebutuhan yang sudah ditetapkan untuk Jabar sebanyak 716.000 ton tersebut kemungkinan akan ditambah jika bencana banjir akan mengganggu tanaman. Namun penambahan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Manteri Pertanian karena pupuk yang disalurkan merupakan pupuk subsidi.

Biasanya, kata dia, penambahan tersebut baru akan direalisasikan menjelang akhir tahun karena pemerintah mengambil kebijakan untuk menghabiskan stok yang ada terlebih dulu.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengantisipasi kemungkinan rembesan alokasi pupuk terutama didaerah perbatasan antara Jabar dan Jateng khususnya didaerah Losari.

"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku atau distributor yang menyalurkan pupuk diluar wilayah semestinya."

Arifin menambahkan bahan baku untuk memproduksi sebanyak 990.000 ton pupuk juga tidak ada masalah.

Pabrik B yang dibangun sejak tahun 2006 sudah mengikat kontrak dengan PT Pertamina untuk memasok kebutuhan gas hingga tahun 2011 sementara untuk pabrik A, kontrak kerjasama pasokan gas sudah dilakukan hingga tahun 2017.

"Kami sudah tidak khawatir dengan pasokan bahan baku terutama dengan kebutuhan gas."

Sementara itu Kordinator Distribusi PT Pupuk Kudjang Wilayah Jabar dan Jateng Dadeng Suhendra mengatakan di gudang penyimpanan Kedawung Kabupaten Cirebon saat ini tersedia stok pupuk urea sebanyak 5.122 ton dan pupuk organik sebanyak 200 ton.

"Ada dua gudang penyimpanan di Cirebon , satu di Kedawung satu lagi di Kalijaga. Stok sementara cukup untuk persediaan masa tanam awal tahun ini," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengatakan kebutuhan pupuk baik itu Urea atau NPK di wilayah Kabupaten Cirebon tahun 2009 diperkirakan mencapai 42.000 ton.

"Sementara ini untuk musim tanam pertama awal tahun kebutuhannya sudah mencukupi, hanya saja saya khawatir kebutuhannya akan naik karena kemungkinan akan ada lahan yang gagal panen," katanya.

Dia mengatakan kebutuhan pupuk urea masih cukup banyak sementara kekurangan dalam persediaan pupuk jenis NPK.

Wednesday, February 11, 2009

PHK di Cirebon Meningkat

Jumlah pekerja yang akan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di Cirebon tahun ini diperkirakan akan jauh lebih besar dibandingkan tahun 2008.

Data dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Cirebon pada bulan Januari 2009 sudah masuk sebanyak 30 pengaduan masalah PHK, meski sudah dapat diselesaikan
secara tripartit.

Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja pada Dinsosnekartrans Kota Cirebon Ferdinan Wiyoto mengatakan jumlah 30 pengaduan yang masuk dalam satu bulan itu merupakan yang terbesar yang pernah dialaminya selama bertugas.

"Saya khawatir jumlah pengaduan akan terus masuk mengingat banyak kondisi perusahaan di Kota Cirebon yang terimbas krisis ekonomi," katanya.

Dia menyebutkan selama tahun 2008 tercatat sebanyak 241 pekerja terkena PHK atau naik dua kali lipatnya dibandingkan dengan jumlah PHK tahun 2007 sebanyak 121 pekerja.

"Kami terus berupaya agar jika terjadi kasus PHK nantinya tidak akan menimbulkan gejolak yang saling merugikan antara pekerja dan perusahaan. Pekerja akan tetap mendapatkan pesangon," kata Ferdinan.

Sementara itu data diperoleh dari Jamsostek Cabang Cirbeon menyebutkan hingga akhir tahun 2008 sebanyak 11.000 orang terkena PHK. Itu terjadi karena sebanyak 40 perusahaan di wilayah Cirebon dan sekitarnya menutup usahanya.

"Mereka sebagian telah menerima dana JHT dan sisanya masih dalam proses karena menurut aturan JHT baru bisa diterima enam bulan setelah PHK," kata Kepala Cabang PT Jamsostek Cirebon jata Sudrajat beberapa waktu lalu.

PT Jamsostek Persero cabang Cirebon hingga tahun 2008 telah membayarkan dana Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak Rp22 miliar yang diberikan sebagian besar kepada karyawan terkena PHK tersebut.

Sulit Pantau UMK 2009

Dilain hal Ferdinan mengatakan kesulitan untuk memantau pelaksanaan upah minimum kota (UMK) Kota Cirebon karena terbatasnya tenaga survei.

Ferdinan mengatakan tenaga pengawas yang hanya tiga orang tidak akan sanggup mengawasi pemberlakuan UMK terhadap 1.026 perusahaan kecil dan besar di Kota Cirebon.

"Karena keterbatasan itulah maka pengawasan hanya maksimal dilakukan kepada perusahaan skala besar padat karya," katanya.

Terdapat sekitar 40 perusahaan besar namun hingga akhir Januari baru terdata sebanyak 20 perusahaan saja yang sudah membayar sesuai UMK.

Dari pendataan sementara, kata dia, tidak ditemukan adanya pelanggaran UMK. Sementara itu hingga akhir tahun 2008 tidak ada perusahaan yang menyatakan keberatan untuk melaksanakan UMK terbaru tahun 2009.

"Ini berarti semuanya siap melaksanakan UMK 2009 sebesar Rp765.000."

Tol Kanci -Pejagan Beroperasi Juni 2009

Rencana operasional jalan tol Kanci-Pejagan mundur dari
sebelumnya direncanakan akan operasi bulan Mei 2009 menjadi Bulan Juni
2009.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto mengatakan mundurnya
rencana operasional tol tersebut karena kendala cuaca yang membuat
pekerjaan sedikit lambat.

"Pada medio Juni tahun ini, pembangunan ruas tol tersebut sudah
rampung dan dapat segera beroperasi," jelasnya saat memantau kondisi
jalan tol dan jalur lalu lintas pantura Cirebon.

Saat memantau pembangunan, Djoko menilai di lokasi proyek terdapat
banyak peralatan berat namun penggunaan alat-alat berat itu belum
optimal. Salah satu penyebabnya karena dipengaruhi faktor cuaca.

sebelumnya pemerintah menargetkan dapat mengoperasikan ruas Tol
Kanci-Pejagan bagian dari Tol Trans-Jawa pada Mei 2009. Target itu
ditetapkan menyusul berbagai kemajuan yang dicapai oleh investor ruas
tol tersebut, PT Semesta Marga Raya (SMR).

Awalnya ruas tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 kilometer yang mendapatkan
pendanaan pembangunan dari BNI dan BRi senilai Rp2,2 triliun
direncanakan selesai lima bulan lebih cepat dari rencana semula
September 2009, sehingga pada April 2009 sudah bisa dilakukan uji
coba.

Menyinggung soal tol Cikampek-Palimanan (Cikapali), yang panjangnya
mencapai 150 kilometer, Djoko mengatakan akan tetap melaksanakan
pembangunannya sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

Pembangunan ruas tol Cikapali yang memerlukan dana Rp7,3 triliun
tersebut masih mengundang polemik. Warga Ciwaringin yang tanahnya akan
dipakai jalan tol menginginkan ketegasan dan kepastian pemerintah
dalam menuntaskan proyek pembangunan ruas tol itu.

Sebagian warga ingin pemerintah memindahkan lokasi pembangunannya ke
trase bagian utara. Sementara sebagian lainnya, ingin pemerintah
melanjutkan proyek itu di bagian selatan.

Penjualan Mobil Cirebon Bakal Turun 30%

Penjualan kendaraan tahun 2009 ini untuk wilayah Cirebon dan sekitarnya diprediksi akan turun hingga 30% dibandingkan tahun 2008, namun untuk kendaraan jenis penumpang kelas sedang penjualannya tetap akan stabil.

Kepala Cabang ACC Cirebon -grup pembiayaan Astra- Bertoni Probo mengatakan turunnya penjualan dikarenakan industri otomotif sangat tergantung dari kemudahan pihak perbankan dalam menyalurkan dana kredit kendaraan.

"Kita sama-sama tahu kalau perbankan masih ketat, krisis global masih terasa pada tahun ini dan akan mempengaruhi bisnis otomotif. Hal lain adalah turunnya daya beli," katanya kepada Bisnis,kemarin.

Probo menambahkan meski diprediksi penjualan kendaraan akan turun hingga 30% namun lebih didominasi oleh kendaraan niaga. Hal itu terjadi karena diperkirakan akan banyak pengusaha yang menahan diri untuk menambah armada kendaraan seperti pikup dan truk.

Sementara itu, tambahnya, untuk kendaraan jenis penumpang atau kendaraan pribadi penjualannya masih akan tetap bagus khusunya untuk kendaraan kelas menengah dengan harga berkisar antara Rp100juta hingga Rp150 juta.

Probo mengatakan saat ini masyarakat sudah semakin pandai dalam memilih kendaraan dan ditambah krisis global mereka lebih memilih kendaraan murah namun memiliki multi fungsi.

"Saya perkirakan kendaraan yang akan tetap diminati antara lain xenia, avansa atau jenis mini bus," ujar dia.

Dia menambahkan konsumen tidak akan beralih ke kendaraan sekunder atau bekas karena selain stok kendaraan bekas sulit didapat juga masih banyak kendaraan baru yang harganya masih terjangkau.

Sementara itu Kepala Cabang Daihatsu Cirebon Maryadi A.T mengatakan sampai akhir tahun 2008 berhasil menjual 790 unit mobil dengan perbandingan 40% xenia, 40% grandmax dan sisanya Terios/ Sirion.

"Daihatsu berhasil mencapai 11,66% dari total penjualan kendaraan baru selama tahun 2008 yang jumlah totalnya mencapai 6.754 unit," katanya.

Maryadi menambahkan total penjualannya itu berhasil menaikan posisi market Daihatsu Cirebon menjadi peringkat ketiga. Peringkat pertama Toyota dangat market sebesar 31,97% dan urutan kedua Mitsubishi sebesar 25,38 %.

Dia mengatakan tahun 2009 kemungkinan penjualan akan tetap sama dengan tahun 2008 karena jenis kendaraan yang dijual yaitu kelas sedang diprediksi masih akan bagus. "Kami tetap mengandalakn xenia dan gran max,".

Dia mengatakan tahun 2009 akan mampu merebut pasar hingga menempati posisi kedua dibawah Toyota. Alasannya, pesaingnya yaitu Mitsybishi kemungkinan penjualannya akan terus turun.

"Seperti prediksi sebelumnya, kendaraan komersil akan turun tahun ini, dan Mitsubishi kemungkinan besar akan terpengaruh karena memosisikan diri untuk menjual truk atau pikup." katanya.